| Kuasa Hukum Penggugat |
| No | Nama | Nama Pihak | | 1 | Handri Piter Poae | Penggugat I, Jakob Djoupari | | 2 | Handri Piter Poae | Penggugat II, Petrus Djoupari | | 3 | Handri Piter Poae | Penggugat III, Alfonsus Torembi | | 4 | Handri Piter Poae | Penggugat IV, Lasarus Otto Djoupari | | 5 | Handri Piter Poae | Penggugat V, Eddyson Werbette | | 6 | Handri Piter Poae | Penggugat VI,Esau Tohosta | | 7 | Handri Piter Poae | Penggugat VII, Yacobus Idorway |
|
| Tergugat |
| No | Nama | | 1 | Tergugat VIII, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia qq. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia cq. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Papua Barat | | 2 | Tergugat VII, Gubernur Papua Barat qq. Pemerintah Provinsi Papua Barat | | 3 | Tergugat VI, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia | | 4 | Tergugat V, Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia qq. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat cq. Direktorat Jenderal Bina Marga cq. Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XVII, Manokwari - Papua Barat | | 5 | Tergugat IV, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia qq. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia | | 6 | Tergugat III, Menteri Keuangan Republik Indonesia qq. Kementerian Keuangan Republik Indonesia | | 7 | Tergugat II, Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia qq. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat cq. Direktorat Jenderal Bina Marga | | 8 | Tergugat I, Presiden Republik Indonesia |
|
| Turut Tergugat |
| No | Nama | | 1 | Turut Tergugat VI, PT.HAKA UTAMA | | 2 | Turut Tergugat V, PT.Nindya Karya-Wilayah 5 | | 3 | Turut Tergugat IV, Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni | | 4 | Turut Tergugat III, Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Wondama, | | 5 | Turut Tergugat II, Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia cq. Direktorat Jenderal Bina Marga cq. Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XVII, Manokwari-Papua Barat cq. Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker-PJN) Wilayah IV, Provinsi Papua Barat (Bintuni) | | 6 | Turut Tergugat I, Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat | | 7 | Turut Tergugat VII, PT.Alam Jaya Papua |
|
| Petitum |
1.Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2.Menyatakan Para Penggugat dalam kedudukannya masing-masing sebagai Ketua Sub Suku Djoupari-Wero di Kampung / Ketua Masyarakat Adat di Kampung (Dahulunya disebut sebagai Mananir) yaitu terdiri dari: Kampung Yarapate, Kampung Sabubar, Kampung Karuan, Kampung Ambuar, Kampung Mamisi, Kampung Kurey, Kampung Werabur, termasuk bertindak secara sah menurut hukum mewakili kepentingan seluruh masyarakat adat dan/atau masyarakat adat Suku Djoupari - Wero yang tinggal dan hidup di masing-masing Kampung yaitu terdiri dari: Kampung Yarapate, Kampung Sabubar, Kampung Karuan, Kampung Ambuar, Kampung Mamisi, Kampung Kurey, Kampung Werabur, dengan sebutan “masaso aniose”;
3.Menyatakan bahwa Para Penggugat yang merupakan masyarakat adat, dari Suku Wamesa, Sub Suku Djoupari-Wero, terdiri dari: Kampung Yarapate, Kampung Sabubar, Kampung Karuan, Kampung Ambuar, Kampung Mamisi, Kampung Kurey, Kampung Werabur, dengan sebutan “masaso aniose”, yang sampai dengan saat ini secara turun-temurun menguasai dan/atau memiliki Wilayah Hak Ulayat-Tanah Adat (Termasuk Hutan Adat) dengan batas-batas “alam” yaitu sebagai berikut:
-Utara : Tanjung Yendumat (Laut), Kali/Sungai Toni (Darat);
-Timur : Tanjung Wasombing, laut;
-Barat : Gunung Rumiti, Kali/Sungai Yakati;
-Selatan : Kali/Sungai Kukutui;
6.Menghukum dan/atau Mewajibkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia qq. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia cq. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Papua Barat, Tergugat VIII in casu, untuk melakukan prosedur kepentingan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum sesuai dengan Undang-Undang, berkaitan dengan project infrastruktur termasuk pembangunan jalan nasional yang disebut sebagai jalan trans papua, termasuk diwilayah Papua Barat, yang memasuki wilayah Hak Ulayat-Tanah Adat (Termasuk Hutan Adat) oleh masyarakat adat, sub suku Djoupari-Wero, sesuai dengan Objek Sengketa;
|